oleh
ANDI BAU KARMILA
F1B112006
FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DANILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fisika
adalah ilmu pengetahuan eksperimental, dimana berupa ilmu yang memahami
segala sesuatu tentang gejala alam melalui pengamatan atau observasi
dan memperoleh kebenarannya secara empiris melalui panca indera. Dalam
melakukan eksperimen kita memerlukan pengukuran – pengukuran. Karena
itu, pengukuran merupakan bagian yang sangat penting dalam proses
membangun konsep-konsep fisika.
Pengamatan
suatu gejala secara umum tidak lengkap apabila tidak ada data yang
didapat dari hasil pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli fisika berkata,
bila kita dapat mengukur yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya
dengan angka-angka, berarti kita mengetahui apa yang sedang kita
bicarakan itu.
Hasil
dari pengukuran selalu mengandung dua hal ,yakni kuantitas atau nilai
dan satuan. Sesuatu yang memiliki kuantitas dan satuan dinamakan
besaran.
Untuk
mengukur setiap besaran telah diciptakan alat ukurnya masing –
masing.Sehubungan demgan hal tersebut maka untuk lebih mengetahui cara
menggunakan dan menetukan hasil pengukuran dengan menggunakan alat
ukurnya masing – masing maka diadakanlah percobaan “Pengukuran Dasar”.
B. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Mempelajaris cara pembacaan skala pada alat –alat ukur
2. Menentukan hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.
C. MANFAAT PERCOBAAN
Adapun manfaat yang dapat diperoleh setelah melakukan percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa mampu membaca skala pada alat – alat ukur
2. Siswa mamapu menentukan hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.
BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Atau membandingkan antara suatu besaran dengan besaran lain yang sejenis yang dijadikan acuan. Dan alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut(Wikipedia).
Hasil
pengukuran selalu mengandung dua hal, yakni: kuantitas atau nilai dan
satuan. Sesuatu yang memiliki kuantitas dan satuan tersebut dinamakan
besaran. Berbagai besaran yang kuantitasnya dapat diukur, baik secara
langsung maupun tak langsung, disebut besaran fisis, misalnya panjang
dan waktu. Tetapi banyak juga besaran-besaran yang dikategorikan
non-fisis, karena kuantitasnya belum dapat diukur, misalnya cinta, bau,
dan rasa(Wasis,2004).
Besaran panjang yang merupakan jarak antara 2 titik
dapat di ukur dengan alat ukur seperti mistar, jangka sorong dan
micrometer sekrup.Pengukuran besaran panjang dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagaia alat ukur , misalnya menggunakan mistar,jangka
sorong, atau dapat pula dengan menggunakan micrometer
sekrup(Supiyanto,2004;19).
? Mengukur Dengan Menggunakan Mistar
Pada pengukuran dengan menggunakan mistar yang diperhatikan adalah
titik nol mistar harus tepat pada salah satu ujung benda yang
diukur.Pembacaan skala pada mistar harus tegak lurus pada skala yang
ditunjuk, agar tidak terjadi kesalahan.
Mistar biasanyadigunakan untuk
mengukur benda yang panjangnya kurang dari 50 cm atau 100 cm.Tingkat
ketelitiannya 0,5 mm ( ½ x 1 cm). Satuan yang tercantum dalam mistar
adalah cm, mm, serta inchi.
Panjang balok di atas adalah 3,2 cm atau 32 mm(Wasis,2004).
? Mengukur dengan Menggunakan Jangka Sorong
Setiap
jangka sorong memiliki skala utama (SU) dan skala bantu atau skala
nonius (SN). Pada umumnya, nilai skala utama = 1 mm, dan banyaknya skala
nonius tidak selalu sama antara satu jangka sorong dengan jangka sorong
lainnya.. Sebuah jangka sorong baru dapat digunakan jika nilai skala
terkecilnya (NST) telah diketahui, yaitu dengan menggunakan persamaan :
Atau
? Mengukur dengan Menggunakan Micrometer Sekrup
· Digunakan untuk mengetahui ukuran panjang yang sangat kecil
· Mempunyai tingkat ketelitian sampai dengan 0,01 mm
(Kristanta,2009).
Mikrometer
sekrup memiliki dua bagian skala mendatar (SM) sebagai skala utama dan
skala putar (SP) sebagai skala nonius.NST micrometer sekrup dapat
ditentukan dengan cara yang sama prinsipnya dengan jagka sorong, yaitu :
Atau
Dengan
N = jumlah skala nonius. Hasil pengukuran dari suatu micrometer dapat
ditentukan dengan cara membaca penunjukan bagian ujung skala putar
terhadap skala utama dan garis horisontal (yag membagi dua skala utama
menjadi skala bagian atas dan bawah) terhadap skala putar.Pada umumya
micrometer sekrup memiliki NST skala mendatar (skala utama) 0,5 mm dan jumlah skala putar (nonius) sebanyak 50 skala(Anshar,2009)
? Mengukur dengan Menggunakan Neraca
Setiap
benda tersusun dari materi. Jumlah materi yang terkandung dalam
masing-masing benda disebut massa benda. Dalam SI, massa menggunakan
satuan dasar kilogram (kg).Massa benda diukur dengan
menggunakan neraca lengan, salah satu jenis neraca lengan yaitu neraca
lengan Ohaus tipe 311 gram.
Dibawah ini contoh pembacaan skala pada neraca lengan ohauss tipe 311 gram:
0 g 40 g 7 g 0,52 g
Sehingga terbaca (0 + 40 + 7 + 0,52 ) g = 47,52g
Neraca
ini mempunyai 4 lengan, masing- masing lengan mempunyai batas ukur dan
NST yang berbeda –beda. Untuk menggunakan neraca ini terlebih dahulu
ditentukan NST masing – masing lengan kemudian dijumlahkan dengan
penunjukan lengan neraca yang digunakan(Retno,2004).
? Mengukur dengan Menggunakan Stopwatch
Sebenarnya
ada banyak alat ukur waktu yang tersedia, seperti jam tangan, jam
dinding, jam bandul dan sebagainya. Namun yang sering digunakan di
laboratorium adalah stopwatch. Ada banyak jenis stopwatch
dengan berbagai ketelitian, mulai dari 1 detik, 1/10 detik, sampai 1/100
detik. Ada juga stopwatch digital dengan ketelitian yang sangat tinggi,
misalnya fasilitas stopwatch di handphone(Kristanta,2009).
Pada
pengukuran waktu dengan menggunakan stopwatch, pembacaan skalanya
dimulai dengan penunjukan jarum menit kemudian jarum detik / sekon.
Pembacaan dan penulisan jarum detik dapat dilakukan hingga setengah
skala terkecil. Adapun cara penggunaan stopwatch dengan terlebih dahulu
memastikan bahwa semua jarum stopwatch menunjuk pada angka nol.Bila
belum,melakukan pengenolan dengan cara menekan tombol pengenol (biasanya
berwarna hitam / tombol tengah) dan pada saat pengukuran dimulai ,tekan
tombol start (biasanya berwarna hijau, tombol kanan). Dan ketika
pengukuran selesai tekan tombol stop ( biasanya berwarna merah, tombol
kiri)(Wasis,2004).
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan :
Alat :
? Mistar 30 cm
? Jangka sorong
? Mikrometer sekrup
? Neraca lengan (neraca Ohaus 311 gram)
? Stopwatch
Bahan :
? Balok kecil, 1 buah
? Lempeng logam / koin,1 buah
? Beban
? bahan bacaan
B. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengukur Volume Balok Kecil
a. Menggunakan Mistar
1.Siapkan mistar dan balok kecil yang akan diukur volumenya.
2.Ukur panjang, lebar, dan tinggi balok menggunakan mistar. Dalam
pengukuran perhatikan titik nol mistar harus tepat pada salah satu
ujung balok.
3.Perhatikan penunjukan skala pada mistar yang berimpit dengan
ujung balok lainnya.Pembacaan skala pada mistar harus tegak lurus
pada skala yang ditunjuk, agar tidak terjadi kesalahan.
4. Dari data yang diperoleh hitung pula volume balok.
b. Menggunakan Jangka Sorong.
1. Ambil sebuah jangka sorong kemudian tentukan nilai skala utama dan hitung jumlah skala noniusnya.
2. Tentunkan NST dari jangka sorong yag anda gunakan.
3. Ukurlah panjang, lebar,dan tebal dari balok tersebut.
4.Catatlah hasilnya pada hasil pengamatan. Dari data yang diperoleh hitung pula volume balok.
2.Mengukur Ketebalan Lempeng Logam dengan Micrometer Sekrup
a. Ambil
sebuah mikrometer kemudian tentukan nilai skala utama dan hitung jumlah
skala noniusnya.Tentunkan NST mikrometer yang anda gunakan.
b. Letakkan benda di antara kedua poros penjepit, kemudian putarlah silinder pemutar perlahan-lahan hingga ujung kedua poros menyentuh permukaan benda, seperti terlihat pada gambar dibawah:
c.Setelah
ujung kedua poros menyentuh permukaan benda, putarlah skrup pemutar
(ratchet) secara perlahan-lahan hingga terdengar bunyi “klik”. Bunyi itu
menandakan bahwa kedua ujung poros telah menjepit benda secara akurat(
jangan memaksa menggerakkan poros penjepit menggunakan silinder pemutar
ketika ujung poros telah menjepit benda, hal ini dapat merusak sistem
ulir di dalam mikrometer skrup)
d.Bacalah penunjukan skala yang ditunjukkan oleh mikrometer skrup,.catat hasilnya pada hasil pengamatan.
3.Mengukur Massa Benda Menggunakan Neraca Lengan Tipe Ohaus 311 gram
a.Tentukan NST masing – masing lengan neraca Ohauss 311 gram.
b.Pastikan
dahulu bahwa neraca dalam keadaan setimbang. Bila belum setimbang,
buatlah setimbang dulu dengan cara memutar sekrup peyeimbang/pengenol.
c.Letakkan benda di atas piring neraca.
d.Geserlah anak timbangan, dimulai dari yang paling besar, berikutnya yang kecil-kecil, hingga neraca setimbang kembali.
e.Bacalah skala yang ditunjukkan oleh neraca, dan catat hasilnya pada hasil pengamatan.
4. Mengukur Waktu Menggunakan Stopwatch
a.Ambil stopwatch. Pastikan dahulu bahwa semua jarum stopwatch menunjuk pada angka nol,(bila belum tekan tombol pengenol).
b.Minta teman anda untuk membaca naskah yang telah disediakan bersamaan dengan menekan tombol start.
c.Tekan tombol stop bersamaan dengan berakhirnya naskah yang dibaca oleh teman anda.
d.Bacalah skala yang ditunjuk oleh stopwatch, mulailah dengan penjunjukkan jarum menit kemudian jarum detik/sekon.Pembacaan
dan penulisan jarum detik dapat dilakukan hingga setengah skala
terkecil. Catat hasilnya pada hasil pengamatan.
BAB 1V
HASIL PENGAMATAN
1. Untuk Percobaan Mengukur Volume Balok Kecil
ALAT UKUR
|
PANJANG (cm)
|
LEBAR
(cm)
|
TEBAL (cm)
|
VOLUME
( )
|
NSTALAT (cm)
|
MISTAR
|
13,1
|
2,4
|
2,5
|
78,6
| |
JANGKA SORONG
|
13,10
|
2,47
|
2,63
|
85,1
|
0,005
|
2. Untuk Percobaan Mengukur Ketebalan Lempeng Logam dengan Micrometer Sekrup
PENUNJUKAN SU (mm)
|
PENUJUKAN SN (mm)
|
NST ALAT
(mm)
|
TEBAL BENDA(mm)
| |
SU
|
SN
| |||
2
|
0,005
|
0,5
|
0,01
|
2,05
|
3. Untuk Pengukuran Massa dengan Neraca Ohauss 311 g
Nst lengan 1 = 100 gram
Nst lengan 2 = 10 gram
Nst lengan 3 = 1 gram
Nst lengan 4 = 0,01 gram
PENUNJUKAN LENGAN 1 (gram)
|
PENUNJUKAN LENGAN II (gram)
|
PENUNJUKAN LENGAN III (gram)
|
PENUNJUKAN LENGAN IV
(gram)
|
MASSA BENDA (gram)
|
0
|
50
|
0
|
0,1
|
50,1
|
4. Untuk Pengukuran Waktu Menggunakan Stopwatch
Waktu yang dibutuhkan =……28,4..sekon
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil pengukuran dengan menggunakan mistar
dapat ditentukan dengan cara melihat penunjukan skala yang berimpit
dengan salah satu ujung benda yang diukur,dimana titk nol mistar harus
tepat pada ujung benda laainnya.
2.
Hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong dapat ditentukan
dengan cara membaca penunjukan angka 0 pada skala nonius terhadap skala
utama dan skala nonius yang keberapa yang tepat berimpit atau segaris
dengan skla utama.
3.
Hasil pengukuran dengan menggunakan micrometer dapat ditentukan dengan
cara membaca penunjukan bagian ujung skala putar terhadap skala utama
dan garis horizontal (yang membagi 2 skala utama ) terhadap sumbu putar.
4.Hasil
pengukuran dengan menggunakan neraca ohauss 311 gram dapat ditentukan
dengan cara terlebih dahulu menentukan NST alat masing – masing lengan
neraca yang digunakan.
5.Hasil
pengukuran dengan menggunakan stopwatch dapat ditentukan dengan cara
membaca skala mulai dari penunjukan jarum menit kemudian jarum detik
atau sekon.
B. SARAN
1. Sebaiknya pada pengukuran menggunakan mistar pembacaan skala dilakukan secara tegak lurus pada skala yang ditunjuk, untuk mengurangi kesalahan.
2. Sebaiknya dalam melakukan praktikum, praktikan lebih berhati – hati dalam menggunakan alat ukur, untuk menghindari kerusakan.
3.
Hendaknya dalam melakukan pengukuran dilakukan secara berulang –
ulang(pengukuran berganda) untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih
akurat.
DAFTAR PIUSTAKA
Anshar,Romadhon.2009.Jangka Sorong dan Mikrometer. http ://www. romadhonssite.blogspot.com"><img//diakses 13 Februari 2010
Kristanta,Arif. 2009.Asyiknya Belajar Fisika SMP.http://Blog at WordPress.com.//diakses 13 februari 2010.
Retno,Hasanah.2004.Modul Fisika 01 Sistem Satuan dan Pengukuran.Jakarta:BPPK.
Supiyanto.2004.Fisika SMA Untuk SMA Kelas X.Jakarta:Erlangga.
Wasis.2004.Sistem Satuan dan Pengukuran .Jakarta:BPPK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar